_*L O B D H A K A*_
Shiwaratri
Rasanya sangat sederhana sekali atau sepele bagi seorang Yogi hanya menceritakan sebuah keluarga yang hidupnya tergantung dari binatang buruan. Tentu ada sesuatu yg sangat penting yg ingin beliau sampaikan dibalik cerita yg sangat sederhana ini.
Ada banyak versi/pendapat/tafsir tentang Cerita Lobdhaka. Tentu pemikiran itu akan muncul dan berkembang, tergantung dengan siapa kita berbicara.
Kalau kita berbicara dengan :
1. Orang biasa yg tdk menekuni sepiritual, pengertiannya, seolah - olah pencapaian/pencerahan itu mudah, bisa dicapai dalam satu malam asalkan dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat.
2. Orang yang berpendidikan atau ahli sejarah bahwa, cerita Lobdhaka bisa menjadi sebuah kritik untuk Ken Arok. Kenapa seorang penjahat/pembunuh bisa menjadi Raja?
Sepertinya, Mpu Tan Akung memberi dukungan kepada Ken Arok bahwa, seorang penjahatpun bisa menjadi Raja. Melalui cerita Lobdhaka beliau mengatakan bahwa kesalahan itu bisa ditebus/dihapuskan.
"Sekalipun seorang penjahat asalkan dia mau berpasrah kepadaKu akan mencapai juga" - (Bhagawad Githa).
3. Seorang Sadhaka - pencari kebenaran. Lobdhaka artinya Loba Sang Sadhaka, pencari kebenaran yang loba, semua cabang ilmu atau prinsip ingin dipelajari dan dikuasai, dan akhirnya kebingungan, tidak ada hasil yg didapat. Diibaratkan seperti seorang pemburu yang tidak mendapatkan binatang buruan, akhirnya kebingungan dan kemalaman dihutan. Dengan terpaksa harus memilih salah satu pohon atau kayu sebagai tempat berlindung dari binatang buas dan melewati malam yg gelap. Hal ini menggambarkan ada begitu banyak cabang ilmu atau prinsip atau cara yang dapat mengantarkan kita untuk sampai pada tujuan atau pencapaian, seperti halnya kita memasuki sebuah hutan. Banyak pohon atau kayu yang kita temui (kayu = kayun, keneh ne rahayu atau pengetahuan). Dan kita harus memilih salah satu dari sekian banyak pohon atau kayu untuk melewati malam yg gelap menunggu hari terang atau pagi berikutnya. Artinya hanya memilih satu cara/prinsip untuk melewati kehidupan ini yg penuh dengan kegelapan untuk menyeberang kesisi lain yang lebih terang.
Memetik daun satu persatu artinya membuka lembaran pengetahuan satu persatu sampai kita memahaminya dan menemukan kejelasan atau terang - galang. Dengan tetap berpegang pada satu pohon dan daun atau tujuan akan memudahkan kita melewati segala rintangan dan hambatan. Daun atau don (bhs bali) yg artinya tujuan. Tetap fokus pada satu tujuan. Macan atau singa adalah simbol dari sad ripu atau musuh dalam diri, kalau tidak tetap terjaga atau waspada kita akan tertidur dan jatuh dari pohon, lalu dimakan oleh singa, artinya kita akan larut dengan keadaan dunia luar/diluar diri yg serba tdk menentu. Shiwa-lingga atau Shiwa adalah tujuan akhir/pencapaian, setelah menemukan kejelasan, terang atau galang.
Jadi, pilihlah satu cara dari sekian banyak cara yang cocok atau sesuai, dengan tidak mengkritisi cara yang lain. Karena semua cara adalah baik. Tekuni dan dalami salah satu cara, kalau tidak akan membingungkan dan membuat pikiran kacau. Karena pikiran cenderung mendua, dualisme tidak fokus, dan bahkan memikirkan banyak hal. Seperti halnya orang menggali sumur tetap pada satu titik, di titik itu tdk pindah-pindah sampai menemukan air. Tetap fokus pada satu tujuan dengan satu prinsip.
Maha Rsi Patanjali dalam Yoga Sutra Patanjali mengatakan :
Eka tattwat abhyasah - ᭖ᬓ ᬢᬢ᭄ᬯᬢ᭄ ᬅᬪ᭄ᬬ ᬲᬄ
Hanya berpegang pada satu prinsip atau latihan. Hal Itu bisa kepada Tuhan, Guru atau sesuatu atau diriMu. Dengan hanya berpegang pada satu hal atau latihan akan memudahkan kita melampaui atau mengatasi segala hambatan dan rintangan.
Tetap fokus pd satu tujuan dg satu prinsip - KEEP GOING ON ONE THING.
LOBDAKA karya sastra dari Mpu Tanakung
RAHAJENG SHIWARATRI
Post: 6 Januari 2019