Rabu, 14 September 2016

Aturan Hati

Hidup itu seperti lampu lalu lintas,
Kalau bukan kita yang menunggu ya kita yang di tunggu..
Lampu merah, saatnya kita menunggu untuk bisa melintas.
Ketika hijau, barulah kita bisa melintas.
Sama seperti hidup, ada batasan..
Ada waktu yang harus dikorbankan untuk menunggu,
Ada yang membuang waktunya untuk menunggu kita,
Juga seperti rel kereta api,
Kapan lintasannya di buka,
Kapan lintasannya di tutup,
Itu t'lah di atur secara sistematis.
Seperti antrian di loket itu,
Siapa yang terdepan dia terdahulu mendapat pelayanan.

Apa hubungannya?
Hubungannya dengan cinta..
Cinta punya aturannya tersendiri,
Ada waktunya mencintai,
Ada waktunya mengejar,
Waktu menunggu,
Yang tersulit adalah waktu untuk melepaskan,
Kita tak bisa meneruskan apa yang memang tak bisa diteruskan,
Jalan buntu adalah jalan dimana kita harus mengikhlaskan,
Dan jalan bercabang adalah jalan dimana kita harus memilih,
Akan ada yang berkorban di setiap persimpangan jalan.
Entah di tikungan, di perempatan atau simpang siur itu.
Semakin banyak cabang, semakin banyak hati yang mengorbankan diri.
Baik yang terlihat berdiri di pinggir jalan, atau yang mengintip di balik semak.

Mereka yang mencoba mengikhlaskanmu bersama yang kau pilih,
Mereka yang penuh rasa sedih,
Mereka yang mencoba menerima,
Dan mereka yang masih memendam,
Berharap kau kembali ke persimpangan itu.
Tuk sekedar melihatmu tersenyum..
Ada daun yang bisa kau gapai dengan berjinjit,
Ada daun yang tak bisa kau sentu walaupun dengan tangga sekalipun.
Cinta punya aturannya sendiri,
Dan kita hanya menjalani sesuai aturan hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar