Perut yang mulai lapar
Mendengar suara musik
yang tak asing di telingaku.
Lalu ku berlari menuju gerbang,
Ya.. Sudah jelas.
Itu pria kurus dengan gerobaknya.
Dia pedagang keliling yang menjual burger,
Ku berkata "pak burger satu ya"
Sengan senyuman tulus nya ia bertanya
"Sapi atau ayam", "pedas atau tidak", "pakai sayur?"
Kata-kata itu tlah ku hafal..
Terakhir kali aku membeli saat hujan,
Dia tak perdulikan tetesan air di badannya,
Ia hanya berusaha melayani pelanggannya dengan baik,
Hanya 6000 perak.
Ber bonus senyuman dan semangat,
Burgernya sangat enak
Tuk ukuran harga yang sangat murah.
Hai pak, tetap semangat.
Lalu malam itu pukul 7
Ku dengar suara itu lagi..
Dia lewat di depan warung makan,
Kunlihat dagangannya tinggal beberapa potong roti
Yang masih utuh..
Aku bahagia melihatnya,
Dan pria itu tetap berjalan
Dengan senyumannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar