Sabtu, 27 Mei 2017

Kisahku dimasa lalu yang membuatku lebih menghargai orang lain

Dulu, waktu SD saya diperlakukan tidak adil oleh teman-teman saya.
Dizolimi, dan dianak tirikan.
Entah kenapa hanya saya yang diperlakukan seperti itu,
diejek walau tak pernah mengejek,
dihina walau tak pernah menghina,
dijauhi walau tak pernah pilih teman,
wajar memang jika rasa cemburu atau iri mungkin saja datang pada teman-teman saya,
dulu ayah saya adalah ketua komite dan seorang pejabat dipemerintahan.
saya selalu meraih juara 1 di kelas setiap tahun dan menjadi kesayangan para guru.
Kebanyakan teman teman saya adalah anak anak yang kurang mampu, yang jauh lebih rendah ekonominya. namun sedikitpun saya tidak pernah memilih dalam bergaul, saya senang berteman dengan siapapun..
karena rasa iri teman teman saya waktu itu, saya sempat dimusuhi oleh 1 kelas..
saya adalah ketua kelasnya, namun mereka seperti mebuat kerajaan cilik untuk menggulingkan posisi saya.
sampai suatu saat, entah dari mana datangnya timbul suatu aturan di kelas saya. bahwa siapapun yang datang lewat jam 6.30 akan di hukum membersihkan/cabut rumput di halaman.
Saya awalnya tak tau bahwa itu untuk menjebak saya, entah betapa liciknya teman saya itu.
saya yang rumahnya depan sekolah terbiasa dengan santai berjalan hanya nyebrang jalan di depan rumah.
dan saya dianggap selalu telat, selalu seperti itu sampai saya bangun lebih pagi lagi.
bahyangkan sekolah masuk jam 7 dan saya bangun jam 5 dan masuk jam 6 dengan lokasi sekolah yg hanya nyebrang jalan, demi tidak kena hukuman yg tidak jelas itu.
setelah saya datang jam 6 teman teman saya kaget, dan yang saya tidak sangka bahwa ke esokan harinya mereka datang lebih pagi lagi..dan saya yang datang jam 6 lagi lagi di anggap terlambat piket.
sampai suatu saat kesabaran saya habis, dan saya marah atas ketidak adilan itu.
saya yang selalu di ejek tengkorak hidup karena tubuh saya kurus, sampai sekarang tetap kurus kok.
lalu mereka menantang saya karena saya marah pada mereka,
"emang berani lawan kita, dasar tengkorak idup. paling mukul ga kerasa apa"
dengan tidak terimanya saya dihina seperti itu saya balik tantang yg ngomong,"oh ya? jika memang mau coba saya pukul yakin kamu gak nangis?"
dan dia menjawab, "yakin lah, sini ! ini pipiku. pukul dah! ayo pukul"
lalu aku berkata "oke skrg aq pukul, tapi kalo ada apa apa aku gak tanggung jawab, kamu kan yang minta di pukul"
akhirnya dia pasang pipinya untukku dan langsung aku pukul, dan aku pulang tanpa menghiraukan dia yang menangis kesakitan.
dan pipinya bengkak 3 hari, dan baiknya dia tepat janji dengan mengatakan pada guru bahwa dia kepentok pintu,,
sejak saat itu kerajaan itu bubar dan mereka tidak berani menghinaku lagi.
itu yang paling membekas di ingatanku,,
masih banyak lagi perlakuan tidak mengenakan yang merendahkan saya. tapi saya tidak pernah benci pada siapapun mereka yng dulu memperlakukan saya dengan jahatnya.
saya hanya berusaha merubah diri saya agar tidak diremehkan oleh orang lain,,
dan sebelum masuk smp di kota, saya menyusun strategi untuk hari pertama. bagaimana caranya saya agar tidak diremehkan oleh orang lain, dan saya menemukan jawabannya.
1. saya harus berjalan tegas
2. jangan menunduk dan tatap kedepan, agak tinggi sedikit agar lebih gagah
3. jangan malu memulai pembicaraan dengan orang baru.
4. percaya diri kalau saya adalah orang yang cerdas dan pantas dijadikan teman

strategi saya itu berhasil, dihari pertama saya sudah berkenalan dengan beberapa teman di smp yang notabene anak kota, saya kan SDnya di desa, so patut diapresiasi lah anak desa datang ke kota dan mendapat tempat yang baik dimata mereka.

kurang lebih itu kisah yang merubah diri saya, merubah sikap saya. memang banyak orang yg tidak mengenal saya cenderung melihat saya sombong karena sikap saya, cara saya berjalan dan bicara tegas dwn lantang, namun tidak sperti yang mereka pikir jika mereka sudah mengenal siapa saya sebenarnya.
saya hanyalah korban dari penghinaan dan merubah image diri karena masalalu saya dan saya membuat diri saya tidak bisa dihina lagi dengan kemampuan yang saya miliki.

para pembaca yang budiman, semoga bisa menarik kesimpulan yang baik dari pengalaman hidup saya. tanpa berpikir negatif terhadap saya, karena kebanggaan saya sesungguhnya membuat diri yang dulunya selalu dihina menjadi percaya bahwa kita lahir kedunia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. saya sangat bersyukur, hidup dalam ketidak adilan..
karena masalalu itu yang membuat saya lebih menghargai orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar