Aku yang terhempas bagai debu, Aku yang basah oleh air, dan Aku yang ada dalam tiap nafasmu.. Aku ada karenamu..
Senin, 12 Desember 2016
Kehilangan
Hai kau. Berbeda
Dalam keterbatasan hidupku
Tetaplah jadi milikku
Minggu, 11 Desember 2016
Dharmatula Bhujangga Waisnawa, Griya Petamon (Negara - Jembrana)
Kamis, 08 Desember 2016
Dengan senyumannya
Kemarahan
Selasa, 29 November 2016
Tentang Rindu
Senin, 28 November 2016
Seperti melihatmu
Ingin Melihatmu
Senin, 14 November 2016
Diary Kertas Usang
Mencintai tanpa memiliki
Minggu, 06 November 2016
Untuk yang sedang dipelukan
Kamis, 03 November 2016
Tau pemiliknya
Pemimpin
Kau Yang Terlalu Cemas
Minggu, 30 Oktober 2016
Candu (Dan terus berharap lagi)
Denganmu aku ikhlas
Minggu, 23 Oktober 2016
Kejelasan
Jumat, 21 Oktober 2016
Ingat Ayah
Selasa, 11 Oktober 2016
Makna Bahagia
Selasa, 04 Oktober 2016
Sang Rembulan
Meski tak bersamaku
Rabu, 28 September 2016
Memelukku dari belakang
Selasa, 27 September 2016
Berhenti Menyalahkan
Selasa, 20 September 2016
Tetaplah bahagia
Aku tak pernah pergi
Minggu, 18 September 2016
Katanya Duka Terindah
Sabtu, 17 September 2016
Bersamanya
Nyatanya Cinta
Jumat, 16 September 2016
Menikmati atau melewatkan
Lelah ini
Rabu, 14 September 2016
Entahlah
Ku Harap Kau Tak Pergi
Aturan Hati
Selasa, 13 September 2016
NYATA SAAT KURASAKAN PADAMU
Pesan untuk Angin
Rabu, 07 September 2016
Yang tak terlihat namun selalu ada
Selasa, 06 September 2016
Rasa takutku
Rabu, 31 Agustus 2016
Menunggu si bocah berubah
Selasa, 30 Agustus 2016
Malam ini
Jumat, 19 Agustus 2016
Entahlah, Resah !
Rabu, 17 Agustus 2016
Tentang
Senin, 15 Agustus 2016
Individualis dan sosialis
Yang Pernah Ada
Sabtu, 13 Agustus 2016
Robohnya
Jumat, 12 Agustus 2016
Fajarku yang tenggelam
Selasa, 09 Agustus 2016
Duka Terindah
About Me
Sabtu, 06 Agustus 2016
Tak Mampu
Takut
Aku masih belajar dan mencoba
Pengagum Rahasia
Rabu, 03 Agustus 2016
Ribuan adam
Merpati
Selasa, 02 Agustus 2016
Pagi ini
Senin, 01 Agustus 2016
Tanda Tanya
Minggu, 31 Juli 2016
Rangga Cinta
Dia tak beranjak
Angin
Jumat, 27 Mei 2016
Tak Pernah Ku Miliki "Sahabat Sejati"
Rabu, 25 Mei 2016
Menikah Muda
Jumat, 15 April 2016
Ulang Tahun ke 21
Kamis, 04 Februari 2016
Hakikat yang harus diketahui sebagai hindu bali
Sebagai orang Hindu bali, Sebelum umurmu terlalu jauh, tanya ayah ibumu..
1. Apa arti dari namamu..
2. Siapa saja leluhurmu
3. Dimana Kawitanmu
4. Asal Usul ayah ibumu
Itu sangat penting,
1. Nama adalah Doa yang di berikan orang tua untuk anaknya, dan berusahalah jadi anak yang suputra (berbakti)
2. Ketahuilah leluhurmu, agar kau tau dari mana kau berasal, siapa kakekmu siapa nenek moyangmu, sehingga itu penting dalam mengetahui siapa kerabatmu.
3. Ketahuilah dimana kawitanmu, banyak orang bali yang "kepongor" sakit sakitan/keluarganya hancur, hanya karena tidak tau kawitannya sendiri. Ingat kita punya leluhur, dan leluhur kita pasti sedih jika keturunannya tidak tau darimana dia berasal.
4. Asal usul ayah ibu sangat penting, bukan hanya alamatnya atau tempat tinggalnya, namun juga dari kasta mana dia berada. Itu penting, dan sangat berpengaruh bagi pemberian namamu.
Kita orang bali, jangan hanya menerima tapi cari tau lah. Bukan untuk membatasi diri, bukan untuk membeda bedakan. Tapi untuk mengerti dan mengetahui sejarah dan budaya kita sendiri.
Rabu, 20 Januari 2016
Mantan Sopir Pribadi Ayahku
Kemarin nyetir sendiri ke Denpasar, ku lihat mobil ber plat merah itu. Ada feeling yang muncul "rasanya aku tak asing dengan mobil ini" lalu mobilku ku dekatkan dengan mobil itu. Tanpak seorang bapak-bapak yang duduk di kursi belakang melihatku. Aku tau, mereka rombongan PNS yang perjalanannya searah denganku.
Saat aku salip mobil plat merah itu, aku lirik spionnya dah aku melihat sopirnya. Benar feelingku, itu mantan sopir pribadi ayahku. Dengan mobil yang sama, dengan wajah yang sama. Semangat, ceria dan lugu. Namanya Pak Putu.
Dulunya pak putu adalah sopir pribadi ayahku, yang setiap hari datang pagi-pagi buta untuk mencuci dan mengelap bersih mobilku. jam 6 dia berangkat dari Desa Pergung ke Desa Baluk (rumahku) dengan motor buntutnya yang tangkinya didepan. Aku masih sangat mengingatnya, yang bekerja dari pagi sampai sore, mengantar ayahku tanpa lelah, dan mengantarku kemanapun aku mau.
Aku seperti merasakan bahagianya saat itu, mungkin waktu itu aku masih SD atau SMP, sudah lama sekali.
Pak putu orang yang ramah, dengan kumisnya yang tebal selalu melekuk tiap dia tersenyum. Dia selalu menghormatiku layaknya dia hormat pada ayahku, itu yang aku suka. Dia yang menemani kesuksesan ayahku pada masa itu, tanpa keluh kesah dan ketulusannya yang tak bisa dibandingkan.
Begitu banyak mantan sopir pribadi ayahku, namun dialah yang terbaik di mataku. namun selain dia, aja juga seseorang yang berkesan walau tak sebaik pak putu.
Namanya Pak Wayan, dia adalah sopir pribadi ayahku saat ayahku sedang dipuncak kejayaan. Saat itu ayahku memiliki 2 jabatan sekaligus, jabatan yangdiperoleh dengan SK bupati, dan jabatan yang diperoleh berdasarkan keputusan Menteri.
Karena itu pakaian ayahku penuh dengan balok balok dan pin lainnya yang mencerminkan tingkatan dan jabatan yang gaji rata-ratanya sangat tinggi. Karena itu sopir ayahku pun memakai pakaian yang berbeda dari sopir lainnya, karena saking kerennya pakaian sopirku. Mobil dinas saat itu juga mirip seperti mobil patroli polisi, hanya beda warna dan tulisannya bukan POLISI tak DISHUB. Kadang saat dia menjemputku di Sekolah, dia di kira ayahku oleh teman-temanku. Hahaha, lucu memang. Dan aku baru tau mereka mengira sopirku itu ayahku saat kelas 3 SMP. Berarti selama ini mereka sudah salah, yah lanjut lagi ke Pak Wayan. Dia memang baik, tapi tidak seperti pak putu yang penuh semangat dan senyuman. Pak Wayan itu agak lucu, bukan karena dia bisa ngelawak tapi memang tingkah lakunya dan sikapnya yg biasanya gak nyambung atau aneh. itu yang bikin lucu.
Aku senyum senyum sendiri di mobil, dan bersyukur pernah mengenal mereka. Sopir pribadi ayahku, yang melayani apa mauku.
Belum tentu besok aku bisa memiliki sopir pribadi seperti ayahku, bersyukur pada Tuhan karena pernah diberikan kehidupan yang sangat mewah, dan penghormatan yang luar biasa. Saat berjalan bersama ayahku, semua memberi hormat, salam atau menundukan kepala padanya. Aku ingin seperti itu suatu saat, hmm..
Kenangan yang indah, tapi aku tetap bersyukur dengan hidupku sekarang.
Sudah bertahun tahun berlalu, Pak Putu masih tetap seperti itu. Dengan mobil yang sama dan tetap menjadi sopir di Pemkab. dan Pak Wayan, sering aku lihat di jalan mengatur lalu lintas bersama rekan-rekan LLAJ , nampaknya dia sudah tak menjadi sopir lagi setelah ayahku meninggalkan tempat itu.
Oke sampailah aku di denpasar, flashback pun usai karena aku harus ke kampus untuk minta tanda tangan Dosen Pembimbing Akademik, see you..